Kamis, 15 Mei 2014

JKW4P

Tokoh paling populer dalam jagad politik Indonesia, akhirnya resmi maju dalam pencalonan presiden. Joko Widodo atau Jokowi, akhirnya mendapat restu PDI Perjuangan, sekaligus melempangkan jalannya menuju istana.
Partai oposisi terbesar PDI Perjuangan, akhirnya mengumumkan nama Gubernur Jakarta Joko Widodo sebagai kandidat presiden, mengakhiri bulan-bulan ketegangan tentang apakah orang yang paling popular itu akan menjadi pemimpin negara demokrasi terbesar ke-tiga dunia itu akan maju dalam pencalonan.
Berbagai jajak pendapat publik menunjukkan Jokowi, begitu ia dikenal secara popular, jauh melampaui para kandidat calon presiden lainnya, dalam menghadapi pemilihan pada 9 Juli mendatang.
Hanya dalam waktu satu tahun setelah menjabat gubernur ibukota Jakarta, ia meraih popularitas nasional berkat gayanya yang sederhana. Meski pendekatannya melintasi kelas sosial, tapi secara khusus ia mendapat dukungan kuat diantara orang miskin dan kelas menengah baru yang jumlahnya berkembang pesat di Indonesia.
“Saya mendapat mandat dari Ketua Umum PDI-P, ibu Megawati untuk menjadi kandidat presiden bagi partai,” kata Jokowi kepada para wartawan, sebelum mencium bendera nasional merah putih.
Ia merujuk kepada bekas presiden Megawati Sukarnoputri, yang selama ini membuat seluruh negeri bertanya-tanya tentang apakah ia akan mencalonkan gubernur Jakarta tersebut.
Dalam apa yang akan menjadi pemilihan presiden langsung ketiga bagi Indonesia nanti, Jokowi mewakili sebuah generasi pemimpin baru bagi negeri yang dikenal berpenduduk mayoritas Muslim terbesar dunia tersebut.
Jokowi, 52 tahun, saat ini menikmati dukungan besar dalam berbagai survei opini publik atas para saingannya seperti bekas Jenderal Prabowo Subianto dan konglomerat Aburizal
Bakrie dalam persaingan menuju istana kepresidenan.
Disambut pasar
Tahun 2012, pengusaha mebel itu mencetak kemenangan dalam pemilihan gubernur Jakarta, mengalahkan gubernur incumbent Fauzi Bowo, lewat strategi kampanye yang banyak menggunakan sosial media.
Popularitasnya sejak itu meroket, dengan hampir setiap hari muncul pemberitaan atas “blusukan” yang ia lakukan hampir setiap hari ke kawasan miskin ibukota.
Jokowi yang dibesarkan di kawasan kumuh tepi sungai di Solo, Jawa Tengah, adalah seorang pengusaha mebel kecil sebelum terpilih sebagai walikota Solo– telah menyentuh hati para pemilih Indonesia.
Kemenangan Jokowi yang sederhana atas incumben kaya dalam pemilihan gubernur Jakarta menandai sebuah pergeseran penting nilai-nilai politik Indonesia, yang sebelumnya hanya menyaksikan berkuasanya militer dan elit politik mapan.
Majunya Jokowi dalam pencalonan presiden dilihat sebagai hal positif bagi negara ekonomi terbesar Asia Tenggara, yang selama ini dirudung maraknya kasus korupsi, kebijakan yang membingungkan dan lemahnya kepemimpinan.
Indeks saham utama Jakarta naik lebih dari 2 persen setelah pengumuman resmi majunya Jokowi sebagai calon presiden mendatang.


Prediksi Jawara Piala Dunia 2014

Menanti pemenang pada helatan sepak bola dunia pada tahun 2014 pastinya mendebarkan. Apalagi bagi pencinta sejati permainan kaki ini. Makin dekatnya saat pertandingan akbar itu, Ramalan dan keyakinan siapa yang jadi juara sudah bisa didapatkan diberbagai situs online.
Suatu hari, Lionel Messi, salah satu pemain terbaik dunia, begitu yakin tim nasional Argentina bakal jadi juara dunia di Brasil 2014. Kepercayaannya tentu bukan sembarang, karna ia memiliki talent luarbiasa.
Sementara Ronaldo lain lagi, mantan striker timnas Brasil itu percaya Selecao mampu menjuarai Piala Dunia 2014 yang dihelat di kandang sendiri. Pemain andalannya adalah Neymar, 21 tahun, pesepakbola muda yang sedang bersinar saat ini. Disamping masih banyak lagi pemain-pemain baru dengan ciri dan kemampuan layaknya legendaris. Bila Brasil menang, ini adalah ke-enam kali sebagai raja Piala Dunia. Ronaldo terlihat sangat antusias dan optimis dengan prediksinya.
Salah satu prediksi dapat dibaca pula pada situs Yahoo Answers, dengan menempatkan timnas Jerman sebagai pemenang, runner-up tuan rumah Brazil, ketiga ditempati Spanyol, dan keempat Portugal. Untuk Golden Ball diperkirakan didapat Ozil, dan Golden Boot bagi Thomas Mueller. Satu orang responden menampik dengan perkiraannya adalah 1. Brazil, 2. Spanyol, 3. Jerman, dan 4. Inggris. Golden Boot bakal diraih Neymar dari Brazil dan Golden Glove pada kiper asal Inggris Joe Hart.
Sedangkan pada salah satu web di Indonesia, Anneahira, memunculkan tiga tim nasional diantara pertama adalah Brazil. Menurutnya faktor terbesar adalah sebagai tuan rumah dengan dukungan jutaan fans secara langsung. Dipercaya dengan strategi permainan menyerang, plus kreatifitas para pemain, menempatkan Brazil layak jadi juara.
Tempat kedua Spanyol, mengingat perkembangan timnas belakangan ini sangat pesat. Bahkan mencapai puncak pada Piala Eropa 2008, sekaligus pada Piala Dunia 2010 di Afika Selatan, serta menempati ranking teratas FIFA selama enam tahun beruntun.
Pada ketiga diduduki Italia, dengan alasan tim ini paling sukses dalam sejarah Eropa. Dengan gelar empat kali juara Piala Dunia (1934, 1938, 1982 dan 2006) menjadikan timnas ini tidak bisa dipandang remeh.
Membaca perkiraan dan ramalan diatas, memang tidak salah bila menggantungkan harapan pada timnas-timnas yang terbukti unggul seperti Brazil, Spanyol, Italia, Jerman, Inggris, Belanda dan Argentina. Untuk itu kita tunggu saja siapakah pemenang Piala Dunia 2014 di Brasil.


Memahami Cloud Computing

Akhir-akhir ini, cloud computing adalah topik yang selalu menjadi bahan pembicaraan di dunia Teknologi Informasi (TI).Hampir setiap hari selalu ada berita seputar cloud computing, baik secara teknologi maupun dari aspek bisnis. Apa sebenarnya Cloud Computing itu? Apakah hanya sekadar “hype”, atau memang sesuatu yang nyata? Dan apa dampaknya bagi kita semua?

Definisi Cloud Computing
Ketika kita membicarakan Cloud Computing, sebenarnya apakah kita membicarakan hal yang sama?
Banyak pihak memberikan definisi cloud computing dengan perbedaan di sana-sini.
Wikipedia mendefinisikan cloud computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik”.
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
Kalau listrik bisa seperti itu, mengapa layanan komputasi tidak bisa? Misalnya, apabila sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Customer Relationship Management). Kenapa perusahaan tersebut harus membeli aplikasi CRM, membeli hardware server, dan kemudian harus memiliki tim TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi tersebut?
Di sinilah cloud computing berperan. Penyedia jasa cloud computing seperti Microsoft, telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan tadi. Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft), “menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus dilakukan.

Karakteristik Cloud Computing
Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing.
Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.
Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini.
1. On-Demand Self-Services
Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui  mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2. Broad Network Access
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain.
3. Resource Pooling
Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity
Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringan cloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5. Measured Service
Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan  cloud computing dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.
Kelebihan Cloud Computing
Dari semua penjelasan di atas, apa sebenarnya kelebihan dari Cloud Computing, terutama bagi dunia bisnis? Berikut beberapa di antaranya.
Tanpa Investasi Awal
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang signifikan di awal.
Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup membayar sesuai yang kita butuhkan.
Mengubah CAPEX menjadi OPEX
Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua masih seputar keuangan.
Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX).
Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.
Lentur dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan Gambar 2 di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis.
Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.
Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.
Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik.
Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.

Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.
Fokus pada Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.
Kesimpulan
Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud computing bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia TI.
Bukan berarti kita semua langsung harus berpindah saat ini juga: pada kenyataannya cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap terdapat jenis-jenis layanan yang memang harus dilakukan secara on-premise, walaupun terdapat juga layanan yang menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud computing. Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis implementasi tersebut.
Oleh karena itu, carilah penyedia layanan yang dapat memberikan saran yang tepat dan terbaik bagi kebutuhan anda. Kesuksesan penggunaan cloud computing akan sangat ditentukan oleh kemampuan penyedia layanan dalam memberikan layanan yang tepat dan terbaik bagi pelanggan.